Saturday, May 07, 2005

ada beberapa puisi yang saya tulis di handphone, dan kadang berSMS ria dengan kawan-kawan yang mau bersusah menggeluti puisi. lalu saya salin kebuku, seperti katanya Hasan puisi memang misteri, lalu buat saya apa saja jadi media untuk menuliskannya dan mempublikasikannya, entah apa namanya? lalu diantara teman ada yang menyebutnya puisi SMS. aku sendiri tetap saja menyebutnya puisi, entah apapun medianya, mungkinkah begtu? diantara kami juga belum bersepakat untuk menamainya, entah apa sajalah.

diantaranya ada bebrapa yang sempat saya selamatkan, mari kita perhatikan:

menepi pd seruas luka,
perihnya membeku dihati.
sebagai sebongkah damai.
********** 2004

JOGJA DITEPI PANTAI

Dering HP terkulai.
**********2004

JATENG th 2000

BUah durian menjelma
menjadi jalan.
*********2004

kala cinta masih jua
bertanya,
dapatkah mencintai dengan tulus.
*********2004

karang menanti azal
ditepi pantai,
menepis duka dlm ombak
pd damai.
*********2004

pagi menjelang,
dlm bayangan fajar yg lamban
kurapal doa permulaan.
ditiap embun yg bening.
damai menepi pd pualam sepi.
*********2004

LAWU pagi hari.

Getar HP menggigil.
**********2004

SOLO 5 menit yangn lalu.

Pusat perbelanjaan
tumbuh tanpa pembeli.
*********2004

merambat waktu
bising mendengung.
ditelinga(ku)
(ku)angkat saja segelas
malaga hitam. mabuk lagi
aku dlm imajinasi kedamaian.
*********2004

Diagfragma dimeja perjamuan.

kulihat mereka saling bantai,
berebut jagung bakar.
**********2004

5 menit ylu aku masih
menunggumu.
kini aku pergi masih
bersama sepi.
**********2004

lambat waktu berjalan,
tapi aku hanyut dlam bayangan
yang melawan matahari.
ini hari mandi tak mempercepat
waktu.
********2004

gitarku senarnya putus.
nadaku hilang.
irama hidupku jadi sumbang.
********2004

celoteh mayat satu liang,
menggema pd aroma pembantaian.
********2004

ada yg bergema, pd waktu
menunggu magrib.
tak jua kutemui wajahmu.
tak jua aku menepi
dirumah singgah MU.
********2004

PRAMEX (prambanan expres)

ditiap persinggahan kereta,
kucium bunga tulip membeku.
*********2005

pd segelas kopi yg legam pekat.
kudapati peta penyiksaan.
dlm harmoni imprufisasi jazz,
ku hafalkan jalur pembebasan.
************2005

fragmen pencurian oleh tikus.

ada perwira yg muncul
menawarkan karikatur kesedihan.
emosi yg tumpah, tak lagi dpt diseka.
dlam sebuah novel kelas dua,
ada bibir ranum menawarkan birahi,
sekian detik berlalu,
televisiku hilang di gondol tikus.
*******2005

ditengah meja pesta perjamuan
hidangan tak tersentuh.
utuh mengekalkan duka.
langit menangis, seperti juga
sesiapa yang hadir disini.
**********2005

terlanjur aku mencintaimu,
pd kedalaman tertentu, Bunaken menggigil
terlanjur aku mencintaimu,
sebab limbah jadi tamu sehari-hari.
******2005

No comments: