Hallo Hujan........
Hallo...... jeruji hujan memenjarakan ku dipojok gedung lantai 2. yang membuat sudut pandang kepatamorgana dipertigaan jalan yang lelah. Oleh teman ku aku ditawari rokok dan kopi. Pikirku apa nikmatnya ketika perut sedang kosong. Tapi ah. Sudahlah tak enak menolak tawaran tuan rumah atau malah meminta lebih dari itu. "Apa sajalah". Tapi hujan benar-benar berkuasa. Dijalan raya truk yang terguling, jalan menjadi mampet. Bising suara klakson bersahut dijajali suara guntur yang setiap durasip 3-5menit.
Becak yang sibuk walau menggigil jelas tawa diwajahnya, penumpang minta diantar berjubel didalamnya, karena hujan memang tak mungkin orang-orang untuk berjalan. Daripada terima resiko basah dan sakit. Jalan tiba-tiba menjadi seperti sawah, karena pengendara roda dua memakai jas hujan. Jadi mereka seperti orang-orangan sawah.
Aktifitas itu bernama sunyi. Tak ada pengamen, tak ada yang menunggu. Menunggu? ya menunggu, sebuah kata kerja yang tak ada kerjaan. Membosankan sekaligus juga menyenangkan, tapi entahlah.... semua menurut kemaunnya sendiri. Seperti kata Albert Camus. Menunggu Godot. tapi disini taktahu menunggu siapa?Hallo.... hujan sudah reda mari kita bergembira, silahkan kawan-kawan, tuan-tuan dan nona-nona bergiat apa saja. Solo 30 des 2006.
Dani Fuaidillah, ingat waktu kita kehujanan dipojok sanggar.........
No comments:
Post a Comment