Friday, June 08, 2007

Perenjak diantara gedung.

Perenjak. Burung kecil yang terus berbunyi di antara dua tembok tinggi yang mengapit kali, yang lebih sering berpungsi sebagai tempat sampah. Ia membelah kota solo, mengalir dari boyolali kemudian bermuara keBengawan Solo. Diapit oleh dua tembok gedung yang sombong, pohon tumbuh membuat habitatnya sendiri yang tak terganggu oleh aktipitas logging. hutan kecil, dunia kecil dengan mahluk serba kecil dengan tumpukan sampah yang menggunung. Kadang menyeruak bau dari segelintir limbah dari peternakan babi dihulu dekat terminal Kartasura.

Malam jelas berbeda dengan terang bulan purnama raja hutan kecil ini, bernama Musang. Berang-berang adalh sekumpulan prajurit yang berpatroli menjelajahi areal hutan kecil. sekeluarga musang malam ini jelas mengusik ketenangan dengan hujan dan banjir yang menyapu sampah membuat rumah sang berang-berang terbawa air. Ini bencana. kata musang bijak. Anak berang-berang hanyut, bersam arumah yang dibangun berbulan yang lalu. Teriakan itu bernada pilu, tinggi melengking.

Pagi sepi. Tak ada suara perenjak disitu. Pohon tumbang, sampah hilang. Berang-berang melangkah pilu. Segala pohon tersapu terbawa arus. Tak lagi ada kerajaan kecil itu. Semuanya lenyap bahkan dua tembok gedung angkuh tumbang menyisakan kesedihan yang lengang. Solo, nov 2006.


hallo kawan-kawan wejang bagaimana perenjak masih berbunyikah.

No comments: