Rel menunggu kereta malam tiba.
Diantara serpihan letih, malam yang mabuk
Di sepanjang jalan gang yang sempit,
Kembang tua, kembang muda menawarkan keletihan hidup.
Tak ada pasar yang ramai sepanjang malam.
Bau minuman keras dan iklan kebugaran.
Pembicaraan hanya seputar tawar menawar,
Bisnis yang tak pernah mati walau penuh rasa benci.
Di tugu,
Kereta malam telah berlalu.
Rel melepas kepergiannya.
Kini waktu menunggu.
MAG Shadlle
Jogja, 24 desember 2007
No comments:
Post a Comment