Seumpama kalimat yang menyusur bait.
Kau cermati lekuk diksi tubuhku.
Iramanya konstan, lalu
sesekali menyentak dalam.
Aku hanya menjadi penonton yang baik malam itu.
Saat artikulasimu melemah.
Intonasi yang penuh emosi membuncah.
ah.....
Kau menjadi penyair terbaik malam ini.
Pekalongan, juli 2009.
No comments:
Post a Comment