Wahai para seniman, Mari kita mencari!
Mencari akar yang belum jadi, yang bermula dari biji yang tumbuh di rahim bumi. Menembus batas waktu, menembus tanah, menembus keawan-awan menembus langit. Sesuatu yang kita idamkan dari hati. Mancur dari kekosongan pikiran. Muncul dari rahim nurani.
Mari kita mencari, kalian para pengguibah lagu!
solmisasi menunggu sentuhan rasamu. Gesek dan petiklah dawai-dawai jiwamu. Nada yang terbatas, ia menawarkan pencarian yang bebas. Pukul dan tabuhlah membrane jiwamu. Alampun memberi nada indah untuk diakrabi…
mari kita mencari, kalian para penyair!
Berjuta kata berkeliaran dimatamu, dibibirmu, dilidahmu, ditelingamu, dihidung masuk kedalam jantungmu, mengalir kedalam darahmu, masuk kedalam lambungmu, cerna dan meresap kedaging-daging membentuk tubuh, masuk kedalam otakmu, kedalam hatimu, ia menjadi rasa, pikir yang berdiri dalam keleluasaan kehendakmu. Kalkulasikan kaata-kata itu sebagai kalimat yang berjiwa….
Mari kita mencari, kalian para penari!
Bergeraklah menuruti kata hati, alam bergerak sendiri. Tangkap gerak itu sebagai pengabdianmu pada alam pada tuhan. Angin yang menyentuh jiwa, air yang membasuh raga, jantung yang berdetak, darah yang berdesir. Engah nafas dan peluh yang menetes, ikuti mereka kedalam gerak jiwa yang harmoni, yang selaras.
Mari mencari!
Apa-apa yang belum tercipta, apa saja yang belum terjadi. Selaraskan jiwa, harmonikan rasa. Hatimu tahu mana yang milikmu, mana yang milik gunakan saja otakmu untuk berpikir, dan gunakan hatimu untuk merasa. Sesekali kita harus tahu rasanya lapar, rasa dari ketidak adilan. Sesekali kita perlu tahu bagaimana ketidak berdayaan. Agar terbuka matahati, mata sukma. Mata batin yang menyala akan membakar energi jiwa mencipta, menelanjangi kemunafikan hati, mengusir rasa ingin memiliki kata, bunyi, suara, gerak yang sudah ada.. mari kita mencipta kata, bunyi, gerak, suara kita sendiri. Bukan mengakui kata-kata yang sudah ada, bukan mengakui bunyi dan suara yang sudah ada, bukan mengakui gerak yang sudah tercipta sebagai peluh yang menetes dari pori-pori kita.
Mari kita mencari!
wahai para seniman sejati, jangan bersembunyi didalam tabir kemewahan, dan kenyamanan kursi gedung-gedung pertunjukan. Sesekali turunlah kejalan-jalan. Jangan selalu bersembunyi pada label seniman cap ketololan, sesekali menjadilah kalian rakyat kelaparan, yang tak berdaya dikaki keadilan. Jangan sesekali berbicara tentang hati, tapi kalian menjiplaki dan klaimisasi peluh ketulusan para seniman yang mengabdi pada rasa dan estetika.
Mari mencari!
Dengan mata, lihatlah! Dengan mata batin, rasakanlah! Dengan telinga, dengarlah! Dengan telinga sukma rasakanlah! Dengan otak, berpikirlah! Dengan hati olahlah rasamu! Baca apa yang sudah Tuhan berikan padamu. Baca apa yang sudah Tuhan sediakan atasmu.
Mari mencari, dikeinginan mencipta, dikedalaman jiwa
No comments:
Post a Comment