Wednesday, August 26, 2009

Tuan seniman, berapa hargamu?

- Berapa harga keringat yang menetes itu tuan?
+ Pilar-pilar keteguhan!

Duh Gusti, aku lelah. Lelah sekali.
Izinkan aku untuk rehat sejenak.
Menikmati kopi dan rokok ini.

- Berapa harga lelah yang melekat ditubuh itu tuan?
+ Benteng ketulusan!

Ya Tuhan, aku menjadi sangat lungkrah.
Izinkan aku berbaring sejenak saja.
Menikmati tidur dan mimpi.

- Berapa harga tidur dan mimpi itu tuan?
+ Tahta jiwa!

Astaga, ini bukan melulu soal harga!
Aku tak munafik, terimakasih atas tawaranmu.
Tapi aku mencintai kepalaku,
Jelas aku merindui namaku.

- Berapa hargamu tuan seniman?
+ Berapa harga bencana kawan!

Darah yang beku, tanyakan itu pada mayat-mayat.

No comments: