IQRO, 3 hal persiapan aktor ketika hendak bermain.
bagian.2
Saya tak sepenuhnya paham waktu itu. Ketika kemudian Mas Willi sedikit memberi contoh, baru saya agak sedikit paham. Dan ketika sering mengalami peristiwa ber-teater baik menjadi seorang actor, penulis, artistic atau sutradara dan bahkan menonton sekalipun, saya baru dapat merasakan dan memahami sedikit demi sedikit tentang IQRA yang disampaikan oleh Rendra kepada saya. Dan sampai sekarangpun saya masih berkuitat dengan IQRA ini... terus berusaha membaca segala hal....
IQRO (Bacalah).
3 hal persiapan actor dalam hal ini akan saya kemukakan menjadi sebuah rumusan yang wajib di lakukan oleh para actor. Lalu kemudian 3hal tersebut untuk lebih mudah dan menarik saya beri nama BacalahWilly. Adapun tiga hal tersebut:
1.Bacalah Diri.
Membaca diri sendiri, yaitu mencari kelebihan dan kekurangan dan menjadikanya suatu hal yang menarik untuk dilihat (ditonton). Kemudian mengetahui kebutuhan seorang actor. Supaya dapat bermain dengan baik. Membaca diri dengan baik akan dapat mengetahui diri sendiri baik secara fisik dan psikis, menjadikan bermain dengan kesadaran penuh.
Adapun tentang mengetahui kebutuhan seorang actor ialah mengetahui kebutuhan dasar atau modal dasar yang diperlukan untuk menjadi seorang actor.
Kebutuhan seorang actor adalah:
1.Vokal.
Adalah unsur paling utama untuk menyampaikan pikiran dan perasaan secara verbal dari rangkaian dialog yang dihafalkan aktor.
2.Panca Indra.
Panca Indra merupakan bagian penting lain yang harus dilatih dengan baik, alat-alat inilah bagian dari seorang aktor yang menentukan sejumlah kesan, tampilan yang kasat dimata penonton.
3.Sosok Raga.
Keseluruhan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki, adalah modal utama. Perwujudan peran dengan sendirinya penampilan secara total sosok raga atau lahiriah.
Keutuhan suatu cerita dalam drama, atau sebagai ungkapan penapsiran atas kehidupan manusia, tentu melalui sosok raga manusia itu sendiri. Dalam hal ini aktor yang ditempa dan atau tertempa dengan baik.
4.Kecendikiaan.
Seorang aktor mestinya adalah seorang intelektual. Ia mesti memiliki wawasan kebudayaan. Memiliki standart pemikiran tertentu yang dipertahankannya sebagai kebenaran. Tapi didalamnya ia percaya pula, bahwa kebenaran itu sifatnya sementara. Adalah tingkat kecendikiaan pula yang menentukan seorang aktor dapat tampil dengan peran yang berbeda. Maka seorang aktor tidak boleh seperti katak dalam tempurung, ia hanya tahu dunia yang itu-itu saja.
5. Imajinasi.
Keutamaan akting yang lain adalah imajinasi. Boleh dikatakan ia adalah sebagai penerang kerja akting. Daya cipta dari tiada menjadi ada. Hal ini sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh imajinasi seorang aktor. Ia pula yang memberi arti pada suatu pengandaian aktif atas kebenaran objectif menjadi kebenaran subjektif.
6. Filing.
Tak kalah penting dibagian ini adalah filing, aktor haruslah memiliki kepekaan rasa akan segala rangkaian kerja akting yang berhubungan dengan tenaga sukma atau batin. Filing berpangkal pada rasa percaya akan kebenaran diatas intuisi yang mengandung daya ungkap kesan, serta daya tanggap gerak jiwa.
7. Kehendak
Kehendak adalah dasar dari kesemua hal adiatas. Dorongan internal dalam diri aktor ini sangatlah penting. Akan sis-sia jika tak ada kehendak untuk menerima bakat. Tapi perlu di ingat bahwa bakat saja tidak cukup jika tak ada kehendak dari dalam diri untuk menjadi pelaku kesenian.
2. Bacalah Panggung.
Membaca panggung, baik secara real panggung atau aura yang dikeluarkan oleh panggung.
a. Membaca panggung secara real ( nyata )
Panggung dapat dilihat secara real ( nyata ) atau utuh sebagai tempat permainan, tempat bermain atau di mana aktor akan melakukan tugasnya sebagai pemain sebuah lakon drama. Dimana diatas panggung ini kita dapat membagi panggung menjadi beberapa bagian sesuai dengan kebutuhan permainan yang ditentukan oleh sutradara. Dan dalam bagian tersebut kita akan mendapati property (setting) yang akan membangun sebuah permainan lakon drama.
Seorang aktor haruslah dapat membaca situasi ini agar dalam permainan dapat memaksimalkan aktingnya dan menjaga bangunan adegan dari awal sampai akhir permainan. Memahami panggung tidaklah gampang, karena kesadaran seorang aktor kadang menjadi hilang ketika ia asyik dengan permainan.
b. Membaca panggung secara Batiniah (aura).
Dalam hal ini, lebih pada rasa seorang aktor. Biasanya ada hal-hal yang menjadi kesadaran penuh seorang aktor. Ketika menyentuh panggung. Dalam hal ini faktor pengalaman atau sebuah panggung yang sering dijadikan tempat bermain akan menjadi akan lebih akrab secara batin. Soal yang demikian ini seharusnyalah lebih banyak didiskusikan kepada sutradara.
3. Bacalah Situasi.
Membaca situasi disekitar panggung baik dari pemain, sutradara, kru panggung sampai ke penonton. Dalam halnya point 1 dan 2, maka perlu adanya sebuah penyadaran diri yang lebih, untuk membaca situasi. Misal saja dalam situasi tertentu seorang aktor menjadi lelah padahal tak beraktifitas banyak. Kemudian ada yang menjadi gugup ketika hendak melakukan pemunculan (teknik muncul ). Lalu mungkin ada terjadi sebuah kekacauan di penonton. Kemudian apa yang akan dilakukan. Adalah sebuah kemutlakan bahwa seorang aktor adalah menjadi seorang duta diatas panggung. Maka ia harus menguasai situasi disekitar areal ia bermain.
Maka akhirnya ketiga hal tersebut diatas, berhubungan erat dengan ketenangan dan kesadaran diri penuh seorang aktor. Pengalaman dan pengetahuan akan teori-teori drama akan lebih membantu seorang aktor dalam menguasai permainan, tanpa tak menyepelekan sebuah proses latihan.
Teori ini jauh dari sempurna, dari hanya sekedar berdialog dengan maestro teater Indonesia, tak banyak pula keterangan yang saya dapatkan. Kemudian ini saya gabungkan dengan beberapa pengalaman selama saya bergelut didunia teater, harapan saya dari yang sedikit ini akan ada manfaatnya. Mudahan saya dapat melanjutkan menuliskan kedalam sebuah teori yang sempurna.
No comments:
Post a Comment