Salon kata tuan Hasan.
Pagi ini aku bergegas pergi
Kesalon kata tuan Hasan!
Selamat pagi tuan Hasan,
Aku hendak merapikan bibirku yang belepotan.
Tadi malam kata-katanya tak karuan.
Ya… silahkan!
Hendak dipotong model apa?
Model lama atau model baru?
Dua-duanya dijamin tak memalukan.
Tuan Hasan!
Aku hendak juga merebounding lidahku yang keriting.
Tadi malam kata-katanya tak beraturan.
Oh… boleh saja!
Temporer atau yang permanent?
Dua-duanya dijamin dapat memberi kenyamanan.
Kadang-kadang tuan Hasan!
Aku hendak juga mewarnainya
Biar kata-katanya tak membosankan
Ya… itu gampang!
Semua warna ada, tinggal kau pilih saja.
Semuanya dijamin tak luntur dan tahan lama.
Aku bingung tuan Hasan!
Istriku menyarankan yang biasa saja, ala Indonesia.
Tapi kawan-kawanku menyarankan haiku, ala harajuku.
Tapi aku berkeinginan nge-punk atau dikepang saja
Biar anti kemapanan dan simbol perlawanan.
Apa saranmu tuan hasan?
Keramas sajalah dulu bibir dan lidahmu.
Biar kata-katanya tak bau,
Kalimatnya tak lepek.
Biar terlihat asli dirimu.
Baiklah tuan Hasan. Aku ikut saranmu!
Cuma kalau ada kutu jangan kau ragu,
Ambil dan bunuh saja.
Ia sering mencuri kata-kata dari lidahku.
Ah…. Tak usah malu…
Itu pekerjaanku!
Terimakasih tuan Hasan!
No comments:
Post a Comment