Pelaut tua, memandang jauh kecakrawala.
Ia mencari-cari dengan matanya.
Tajam dan penuh Tanya.
Ia memandang. Dan hanya memandang.
Disitu, ya disitu dulu selalu muncul Si Macan.
Menyusuri sela karang.
Dan disana, tepat dimana matahari akan menyapa
Esok hari, disanalah Si Macan tertambat.
“ turunkan jangkar, kita akan berlabuh!
“ siap kapten…
Pelaut tua, memandang jauh kecakrawala.
Ia memandang dengan tatap harap.
Sudut matanya menetes air mata.
Kepada ombak yang datang ia bertanya.
Dimana Si Macan kalian sembunyikan?
Pada pelayaran terakhirnya, pelaut tua
Tak dapat mengendalikan Si Macan
Yang bertarung dengan badai selatan.
“ Kapal goyang Kapten.”
“ Beri kekuatan Penuh!
Dan Si Macan tak kembali.
No comments:
Post a Comment