Aku ingin……
Dalam kesendirian yang sangat, sepi adalah menjadi teman. Tapi, selalu aja ada hal-hal yang dapat aku kerjakan dalam sepi yang menancap dalam hati. Bahkan sepi itu telah berkarat. Selamanya tak pernah aku berpikir sedikitpun aku untuk mencari pasangan hidup. Aku pikir, jika ingin punya anak, aku tinggal mengadopsi dan jika ingin anak dari rahimku aku bisa dapat dari bayi tabung. Atau ……. Bisa aku bayar lelaki yang mau tidur denganku dan tak impotent dan mandul tentunya.
Dalam umurku yang tak muda lagi, kawanku juga ikut prihatin dengan sikap dan pandanganku terhadap hidup, lelaki dan anak. Tapi aku tak menyesal dengan hidupku. Tak pernah menyesal dengan semua yang aku jalani. Semua keinginanku sudah terpenuhi tak terkecuali masalah lelaki. Dengan semua jenis lelaki dan profesi pernah aku pacari tapi maaf, kalau untuk berhubungan dan menikah… maaf aku bukannya sok munafik. Tapi jawabku tetap tidak.
Malam itu aku sendiri dirumah. Tak ada firasat apa-apa. Tak jua geming aku dengan hal-hal yang tak nyata. Aku asyik saja di depan computer. Tiba-tiba gelap. Tiba-tiba aku terbangun dirumah sakit. Dari polisi yang menanyaiku, aku telah di rampok, tapi aneh tak satupun barang dirumahku yang hilang, tak ada tanda kekerasan. hanya sejak saat itu aku sering pusing dan muntah-muntah. Dari dokter akhirnya aku tahu aku hamil. Ya didalam rahimku kini telah tumbuh manusia yang tak kuketahui siapa penanamnya, aku bingung. Antara aborsi atau memcarikan nama untuk sesuatu yang lama sebenarnya aku ingin memilikinya.
Solo, 22 feb 2006.
No comments:
Post a Comment