Tentang seseorang yang mati disekitar sedang belajar mengarang.
Buat: GM & SGA
Sebuh menjadi beku. Ada kematian yuang menjamah dalam waktu yang singkat, mayatnya tertelungkup sepertinya sedang bersungkem meminta sesuatu yang atau seperti berterima kasih. Entah! Ada mesin tik yang masih selip kertas, coretan-coretan. Dan sebuah cerita.
Itulah mulanya. Tak ada senyap lagi sekarang. Kentongan mengusik tidur yang belum lengkap. Sesaat polisi menebak-nebak: “ Bunuh diri” dan “ Oh…. Kur yang panjang. Tak ada pengenal, tak ada pula yang kenal. Identifikasi rambut ikal panjang, kulit pucat, kurus, mata cekung, sedikit bekas luka didahi. Tidak, mayat ini tak mati bunuh diri, mayat ini mati oleh kelaparan, hawa dingin dan penyakit radang paru-paru, jantung, dan asam lambung. Itu kata dokter porensik.
Orang kampung yang berbesar hati, kemudian menguburnya di tepi jalan dengan tugu peringatan yang besar. Bertuliskan pesan terakhir sang mayat yang ditemukan dalam saku celana. “ sesungguhnya ilmu bukan untuk menutupii kebenaran, dosalah yang meminta agar berbuat kesalahan”
Januari 2006
No comments:
Post a Comment