HUJAN.
Hujan! Suara kesal itu bergema. Dalam penjara waktu musim yang rintik. Apa yang dapat dilakukan kecuali bengong dikamar dengan dinding tua yang lembap dan computer yang ngadat. Aneh memang rasanya keluhan itu. diucapkan manusia. Jika kemarau manari, lalu dikutuikilah matahari yang memberi terik sepanjang waktu.
Berita TV warnanya menjadi luntur oleh banjir dan tak jelas mereknya karena longsor yang merenggut korban dalam perih yang tak tuntas. Setiap tahun jadi berita duka. Kalau tak duka ya… duka sekali. Tak ada yang lain. Berita itu seakan diulang saja tiap tahun. Tinggal buka arsip putar lagi.
Penyebabnya ya hujan. Apa lagi? Karena hujan tak punya alibi untuk menghindar. Tapi sebab pendukungnya tak tuntas diselidiki. Lenyap begitu saja terbawa arus sampai kelaut kemudian tenggelam dalam kekelaman yang dingin, gelap dan mematikan. Begitulah sedikit tentang tamu musiman yang selalu dipersalahkan, tapi ia tak segan untuk berkunjung lagi ditahun depan.
(januari 2006)
No comments:
Post a Comment