Saturday, July 28, 2007

Kota yang sempit.

Ini kota yang sempit, jalan sempit, rumah sempit, bahkan sampai orangnya pun menyesuakan kesempitan yang terjadi. Serba sempit itu kini telah pula menjepit cara berpikir orang-orangn kota sempit ini. Tak ada yang lain segalanya serba sempit. Suatu waktu ada seseorang yang tetap mempertahankan pemikiran dan hatinya tetap lapang., ia rela membiarkan tubuhnya menjadi sempit. Tapi apa yang ia dapat. Penjara dan beberapa tahun kemudian ia diasingkan. Disini siapa yang berani melawan kesempitan, pergi atau dipaksa untuk pergi. Itu saja pilihanya.

Suatu saat ada seorang penting yang punya tanah luas, rumah luas, dan semua serba luas, melakukan studibanding kekota sempit. Ia telah berkeliling kota, melihat-lihat semuanya, bertanya ini-itu dan sebagainya sedemikian rupa sehingga, ia membisikan satu kalimat: “adakah yang sempit dan menjepit” lalu sang mendengar manggut-manggut, sejurus kemudian mereka tertawa.

Terjepit dalam kesempitan yang lempit. Hanya saja jangan heran pusat-pusat perbelanjaan menjadi kumpulan orang pelit. Maka alkisah menuturkan tumbuhlah beberapa pusat-pusat perbelanjaan tanpa pembeli, lalu tumbuh lagi, lalu tumbuh lagi. Dan kota makin sempit, dan orang-orang makin terjepit.

Solo,18 jan 2006

No comments: