MAHAKAM
Dulu aku cair dalam tubuhmu. Dan dalam darahku mengalir deras airmu. Merahnya mata dan bau tubuh kuyup yang terpanggang matahari masih melekat saat keringat meremas kulit, dalam ruang ber-AC, tak ada yang lain. Ini semua tentang mu. Tentang kenangan yang bermain dalam sentimental kerinduan.
Begitu gambaran cintaku. Keras dan penuh keterikatan bagai aliran mud an ombak yang berbentur dimuara. Mantra mu yang mengikat hatiku, tak kabulkan aku dalam hayal apapun. Buih mu meledak-ledak dalam tiap pacu pompa paru dan jantung.
Lalu aku terkapar dalam tiga suasana. Aku benci sekali terhadap mantra mu yang mengikat aku dalam keterasingan masa lalu dan bau tubuh mu yang melekat dalam keringat. Aku rindu cair dalam tubuh mu sambil kutelan air mu untuk tambah darah yang aliri tubuh coklatku. Dan aku tak tahu harus berbuat sesuatu. Dan kemudian hancur segala waktu. (januari 2006)
No comments:
Post a Comment