PENERBANGAN
Kali pertama sebenarnya aku menaiki pesawat. Kubayangkan untuk beberapa saat diudara. Seperti sahabat pagiku. Melintasi laut dan pulau. Debar tak dapat diseka keringat tak dapat dibendung, dingin menelusuri tubuh. Rasa yang aneh, aku mencoba mengalihkannya, malah perut sepertinya bermasalah.. Sesaat ketika nomor penerbangan mengalun lewat pengeras suara, rasa itu makin menjadi, hampir saja aku terjatuh ketika menaiki tangga pesawat, tapi dengan ramah sicantik berbaju orange menolongku, senyumnya itu akhirnya yang membuatku berdiri tegak sebagai seorang laki-laki.
Di udara yang singkat. Kuliahat para malaikat menari diawan yang putih, seakan menemani penerbanganku. Lalu sahabatku mengetuk-ketuk kaca jendela, melambaikan sayapnya, dan sekali lagi ia bernyanyi nada pagi sebagai ucapan selamat jalan. Tak terasa butiran yang ditahan, mengalir. Kecengengan yang tolol, sampai kembali sicantik baju orange menyapaku menawarkan sesuatu untuk dimakan. Kemudian senyum itu menghapus segalanya. Kedalam merah bibir dan barisan putih dibaliknya.
Sesaat, kembali sicantik baju orange menyapa. Kali ini lewat pengeras suara, suaranya yang merdu seperti sahabat pagiku, menghipnotis para penumpang untuk mematuhinya, sekali lagi seperti yang akan pergi, kini pesawat ini telah mendekat kebumi, rasa itu kembali, degup yang semakin, keringat yang kucur dan dingin yang meluncur. Kini aku telah di bumi. Sicantik baju orange tak lupa dengan senyumnya. Dan terus melekat didada. ‘Terima kasih atas terbang bersamaku.” Selamat tinggal sahabatku.(januari 2006)
No comments:
Post a Comment